You'll make me smile, Forever...



“Anata ni deawanakereba konna ni setsunakute,
Mune wo shimtsukeru koto mo nakatta... Soredemo,
Anata ni deaenakereba, tsuyosa mo yasashisa mo shirazu ni ita,
Me wo tojireba sugu soko ni anata iru,
Ima demo mada me wo tojireba sugu soko ni anata ga iru..”
♫ Aimer - Anata ni deawanakereba ~kasetsu touka~ ♫
Suara tepuk tangan yang luar biasa dari bangku penonton. Hari ini merupakan pentas seni sekolah, memperingati hari ulang tahun sekolah. Pentas seninya sendiri di buka untuk umum. Seperti biasanya setiap kelas harus member penampilan pada penonton, baik itu dari drama, penampilan bakat seperti dance, bermain alat music, maupun bernyanyi.
“Oke anak – anak hari ini adalah hari ke 7, sebelum pentas seni sekolah. Jadi apa kalian sudah menentukan siapa yang akan tampil dari kelas kita..” ucap wali kelas kami.
Semua murid di kelasku hanya diam.
“kelihatannya tidak ada satupun dari kalian yang mau ikut berpartisipasi mengikuti pentas seni sekolah ya…” lanjut wali kelasku.
Semua murid tetap diam.
“tidak ada pilihan lain, Riho-san kamu maukan jadi perwakilan kelas…” ujur wali kelas kami.
“Ya, kok saya sih, sensei..” gumam Riho.
“Ya, kamukan pernah menjadi juara 1 lomba menyanyi waktu SD…” balas wali kelasku.
“Tapikan itu waktu SD..” gumamnya kembali.
“Sudahlah inikan demi kelas kita, ya tidak anak – anak..” ujur sensei kembali yang di ikut dengan anggukan dari murid – murid di kelas.
Aku melihat sepertinya Riho-san tak dapat menolak ajakan  sensei.
“Ya, sudah deh sensei saya mau…” ucap Riho-san.
“Nah, gitu donk jadinyakan Ibu tidak pusing lagi.. hehehe” tertawanya sensei di ikuti dengan tertawanya murid – murid lain.




Riko Kohara/Riko-Senpai
“If everything could be imaginary one
Can I be resigned to losing end ?
Is this where I live ?
Or is this where I leave ?”
♫ Aimer - holLow wORlD 

“Takeru-kun…” ucap seseorang dari belakangku sambil menepuk pundakku.
“Oh, Riko-senpai..” balasku terkejut melihatnya.
“Lagi ngapain..??” Tanyanya.
“Oh, lagi dengerin lagu terbarunya Aimer, yang holLow wORlD..” balasku.
“Eaamhh…” aku langsung memberikan bagian kanan headsetku padanya.
Kami berdua menikmati lagunya bersama – sama. Aku dan Riko-senpai sangatlah dekat, karena mungkin dari awal masuk ke SMA, aku tak begitu banyak teman jikapun ada itu hanyalah sekedar teman kerja kelompok. Hanya Riko-senpai yang selalu jadi teman berbagiku, dia benar – benar baik, begitu dewasa, dan memiliki paras yang cantik.
“Oh, ya ini…” ujur Riko-senpai sambil memberikan selembar tiket.
“Inikan, tiket konsernya Aimer…” ucapku, lalu menatap Riko-senpai.
“Iya, ini untuk Takeru sebagai hadiah karena telah menemaniku dan merawatku ketika aku sakit waktu itu..” kata Riko-senpai. Beberapa waktu lalu Riko-senpai terkena deman tinggi karena orang tuanya lagi berada di luar kota jadinya dia memintaku untuk menemaninya.
“Tenang aja aku ikut kok, nih..” Ujurnya sambil menunjukkan tiket yang lain.
“Terima kasih, Senpai..” kataku.
“Iya, sama – sama..” Balasnya sambil tersenyum.
 
Hari ini aku pulang sendiri tanpa Riko-senpai, karena dia sudah kelas 3 jadinya dia harus mengikuti pelajaran tambahan di sekolah untuk ujian akhir.
“Aahh, aku lupa Jaketku masih di kelas..” ingatku. Akupun langsung kembali ke kelas.
Sesampainya di sana aku melihat Riho-san, yang sedang mendengarkan music menggunakan Headset. Aku yang tak ingin menggangunya berjalan pelan – pelan menuju mejaku. Namun aku tak sengaja menyenggol bangku di belakangnya. Dan Riho-san pun tersadar lalu memandang ke belakang.
“Ah, maaf aku tidak sengaja..” ucapku.
Riho-san pun menundukkan kepalanya.
“Apa aku mengganggumu…” Tanyaku.
Dia hanya menggeleng “Tidak”. Lalu akupun menuju ke mejaku untuk mengambil jaketku yang tertinggal. Setelah mengambilnya aku pun langsung melanjutkan langkahku menuju keluar kelas.
Saat sudah berberapa meter aku meninggakkan kelas, tiba – tiba Riho-san berteriak.
“Tunggu…” ucapnya yang membuat langkahku terhenti. Riho-san pun berjalan menujuku.
“Anoo..” dia ingin berkata sesuatu namun sepertinya sulit untuk keluar kata – kata tersebut dari mulutnya.
“Ada apa, Riho-san..?” tanyaku.
“Bi..bisakah kita pulang bareng..” ajaknya.
“Eh, pu..pulang bareng..” dia menggangguk.
Aku saat itu menjadi gugup, jujur saja selama ini aku tak pernah pulang bareng orang lain selain pulang dengan Riko-senpai.
“Gimana, apa Takeru-kun mau..?” tanyanya.
Akhirnya aku menjawab dengan anggukkan “Iya”. Riho-san sendiri adalah tetanggaku. Rumah kami bersebelahan. Namun kami jarang bicara satu sama lain.
Diperjalanan pulang kami hanya berdiam diri. Aku bingung mau berbicara apa.
“Ano, Takeru-kun dengan Riko-senpai pacaran ya..?” tiba – tiba saja dia berkata begitu yang membuatku diam dan grogi.
“Eeehh, maaf apa ucapaku salah ya..?” tanyanya dengan rasa bersalah.
“Ah, ngak kok. Eamh, sebenarnya aku sama Riko-senpai tidak pacaran kok. Aku sudah menganggap Riko-senpai seperti kakak aku sendiri..” balasku.
“Oh, gitu. Soalnya aku dengar dari beberapa murid kalau kalian berdua pacaran. Makanya untuk membuka topic pembicaraan jadinya aku bertanya begitu. Sekali lagi maaf ya..” ucapnya sambil meminta maaf dengan menundukkan kepalannya.
“Ah, tidak apa – apa..” balasku sambil tersenyum sedikit karena melihat tingkah Riho-san yang begitu sopan. Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke rumah.
“Tapi, Riho-san lucu ya..” ucapku sambil tertawa kecil.
“Eh, lucu kenapa..?” tanyanya kebingungan.
Riho Takada/Riho-san
“Membuka topic pembicaraan dengan pertanyaan yang seperti itu. Itu sengguh lucu..” balasku dengan tertawa kecil. Tiba – tiba saja wajah Riho-san menjadi merah, mungkin dia malu.
mpai..” ucapku.
“Eamh, kalau begitu sampai besok ya, Takeru-kun..” ucapnya.
“Eamh..” balasku sambil mengangguk.
“Oyasumi-nasai…” ucapnya.
“Eamh, Oyasumi..” balasku.
Riho-san pun lalu masuk kerumahnya. Begitu pula denganku masuk ke rumahku.
Di tempat tidur aku masih memikirkan pertanyaan lucu Riho-san tadi. Entah mengapa malam itu aku selalu memikirkannya.
“Ada apa ya, denganku. Kenapa aku memikirkan Riho-san ya..” ucapku dalam hati.
“Aku tidak mengerti tapi, kenapa ya aku bisa tersenyum padanya..” lanjutku ucap dalam hati.
Itu merupakan pertama kalinya aku tersenyum sebelumnya aku tak pernah tersenyum pada siapapun. Bahkan pada Riko-senpai. Malam itu dalam pikiranku hanya terlintas wajahnya Riho-san.

-to be continue-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Spitz - Uta Usagi

Download Film Hokago Lost 2014