~Just for You(Short Story)~
“maukah, kamu jadi pasanganku…??”
“maaf, aku sudah punya pasangan. Sekali lagi maaf ya..”
Ini sudah yang ke 5 kalinya aku di tolak. Aku juga tak
begitu mengerti kenapa setiap orang yang aku suka pasti sudah memiliki
pasangan.
“Haa.. apakah aku harus menyerah ya.. lebih baik aku tidak
usah datang aja lah ke prome night nanti…”
Ucapku dengan pasrah. Tiba – tiba saja seorang pria
menyodorkan minuman.
“Jangan terlalu memaksakan diri. Masih ada 3 hari lagi
kok..” hibur pria tersebut.
“ya, habisnya mau gimana lagi. Aku sudah lelah..” gumamku.
“ya udah minum dulu, tenakan pikiran. Aku pasti bantu kamu
kok..” hibur lagi pria tersebut.
“Eamm, aku akan mencoba lagi..”
“Gitu donk…”
Lalu kamipun kembali ke kelas. Namaku Riho Takada, kelas 3
SMA. Pesta Prome Night merupakan pesta impianku selama ini. Bisa pergi ke pesta
tersebut bersama pasangku merupakan kebahagian yang tak akan aku lupakan seumur
hidupku.
“Nee, Riho-chan gimana. Apa kamu di terima..?” Tanya teman
baikku. Aku menggelengkan kepalaku.
“sabar aja ya, pasti Riho-chan akan mendapatkan pasangan
kok..”
“terima kasih ya, Mio-chan..”
Mio Uema merupakan teman baikku. Kami berteman dari awal
kami masuk SMA. Dia satu – satunya sahabatku yang selalu mendengar keluhanku
dan curhatanku.
“oh ya jadi kamu akan berpasangan dengan Takumi-kun ya..”
“iya donk, ini merupakan momen di mana kami akan
menghabiskan masa – masa indah SMA. Dan rencanakan kami juga akan mengikuti
ujian masuk universitas yang sama loh..”
“Waahh, enak banget sih..”
Aku kadang ini mengapa aku tak bisa punya pasang seperti
pacarnya Mio yang setia sama dia.
“Nee, gimana kalo Azze-kun aja..” usul Mio.
“Ehh, nggak..nggak…”
“Kok, nggak sih. Kaliankan sudah dekat dari kecil jadi mudah
dalam membuat kemistri. Lagi pula yang aku dengan Azze-kun belum punya pasang
kok..”
“tapi,..”
“ya di coba aja siapa tau dia mau. Jadinya kamukan nggak
usah susah – sudah mencari lagi..”
Perkataan Mio-chan ada benarnya juga. Aku sebenarnya sempat
menyukai Azze-kun saat kami berada di sekolah menengah pertama. Namun aku terus
mengurungkan niatku karena aku tahu kalau Azze-kun hanya menganggaku sebagai
temannya saja.
Malam harinya aku memberanikan diri untuk bertanya pada
Azze-kun. Tanpa perasaan yang ragu aku pun mencoba menelponnya.
Tuuttt…tuuutt…ttuuutt…
“Hallo..”
“Hallo, Azze-kun. Ini Rii-chan..”
“ah, Rii-chan. Ada apa yang malam – malam begini nelpon..”
“gini, eeaammm…” aku menjadi gugup untuk bertanya.
“apa soal Prome Night ya..”
“eh, kok tahu..”
“Mio-san sudah menceritakannya..”
Aahh, kenapa Mio-chan memberi tahu Azze-kun.
“Eto.. jadii..”
“Iya, aku mau kok jadi pasangannya Rii-chan..”
Jawaban yang mengejutkanku.
“EEHHHhh.. seriuss..” ucapku seperti tidak percaya.
“Hihihi.. iya aku serius kok. Lagi pula aku belum ada
pasangan jadinya kenapa tidak..”
Sejenak aku terdiam mendengar jawabnya. Rasanya aku seperti
dapat jack pot saja..
“Hallo, Rii-chan..”
“eh, maaf. Ya udah sampai ketemu nanti ya..” ucapku.
“Eaam.. ya udah sampai ketemu di Promo Night nanti..”
Tuutt..tuutt…
“Terima kasih tuhan sudah memberikanku pasangan..” ucapku
dalam hati.
Akhrinya hari yang di tunggu – tunggu tiba juga. Malam promo
night tiba. Aku dan Azze-kun janji ketemuan di taman sekolah sebelum pergi ke
acaranya.
Saat sampai di taman aku melihat Azze-kun ternyata sudah
menungguku.
“maaf, aku membuat Azze-kun menunggu..”
“ah, nggak apa – apa kok. Ak juga baru sampai..”
“Ya, sudah kita masuk yuk..”
Akhirnya kami pun masuk dan menikmati acara tersebut. Dari
mulai menonton pertunjukan band, solo singing, hingga berdansa.
Setelah 5 jam berlalu, akhirnya acaranya pun selesai. Kami
pun pulang bersama.
Saat di perjalanan pulang.
“makasih ya, Azze-kun sudah menemaniku..”
“iya sama – sama. Lagi pula tadi itu menyenangkan..” ucapnya
sembari tersenyum.
Aku menjadi gugup di hadapannya.
“Ano..”
“apa..”
“Etoo.. maukah..”
“Maukah, Azze-kun menjadi pacarku..” aku pun memberanikan
diri.
Dia hanya tersenyum. Tanpa menjawab pertanyaanku.
“Azze-kun, nggak mau ya jadi pacarku..” tanyaku.
“Eaamm.. mau kok..”
“Lagi pula Aku sudah menyukai Rii-chan dari dulu…”
ungkapnya.
“ingat, nggak saat perkemahan musim panas di sekolah
menengah pertama Rii-chan memberikanku obentonya Rii-chan. Saat itu juga aku
sudah menyukai Rii-chan..”
“aku selama ini hanya takut jika aku mengungkapkan
perasaanku pada Rii-chan. Takut di tolak..” sembari tersenyum di bercerita.
“Ehh, jadi seperti itu. Jujur aku juga sudah menyukai
Azze-kun sejak lama. Ingat nggak saat di perkemahan musim panas itu aku sempat
tersesat. Dan orang pertama yang menemukanku adalah Azze-kun..”
Kami pun tertawa bersama dan mulai sejak itu kami pun
menjadi sepasangan kekasih.
Entah ini takdir atau apa aku hanya dapat berterima kasih
pada Mio-chan yang sudah membuatku memberanikan diri.
-End-
Komentar
Posting Komentar