This is My Close Range Love
Bab 1 : hate.
~Banyak orang berkata bahwa garu dan murid tidak boleh jatuh
cinta, Namun ungkapan itu menurutku masih belum bisa di artikan benar… Karena
banyak juga terjadi cinta antara guru dan murid..~
“Nee.. Sakurai-sensei, apakah salah jika terjadi cinta
antara guru dan murid..?” tanyaku pada wali kelasku.
“Emmhh.. ada dua jenis jawaban untuk menjawabnya…” jawab
sakurai-sensei padaku.
“Pertama, jika dari aturan sekolah cinta antaran guru dan
murid itu terlarang, jika sampai pihak sekolah tahu akan berdampak buruk pada
siswa dan guru tersebut…” kata sakurai-sensei.
“Contohnya..?” potongku.
“Meraka mungkin bisa di keluarkan dari sekolah..” jawabnya.
“Yang Kedua, jika dari aturan cintanya sendiri. Itu tak jadi
masalah. Karena cinta kan tak pernah memandang murid atau pun guru. Asalkan
mereka saling cinta, mereka boleh saling jatuh cintakan..” lanjut perkataan
sakurai-sensei.
“Apakah kamu mengerti sekarang…?” Tanya dia.
“Eaammhh.. aku masih tidak mengerti..” jawabku.
“Memangnya di bagian mana yg kamu tak mengerti…” Tanya
sakurai-sensei.
“Apa salahnya sih jika murid dan guru saling mencintai
meskipun pihak sekolah tahu, apakah tidak terlalu kejam jika murid dan guru
tersebut sampai di keluarkan dari sekolah..” keluhku.
“Itulah namanya aturan, kamu mesti mengikutinya meski kamu
membencinya…” kata sakurai-sensei sambil menepuk pundakku.
“Suatu saat nanti kamu akan mengerti, apa yang membuat
mereka harus menjaga jarak meski mereka saling mencintai…” kata sakurai-sensei
dan dia langsung meninggalkanku.
*bunyi bel pulang sekolah berbunyi.
“Oh, ya anak – anak ada yang ingin saya sampaikan..” kata
sakurai- sensei, membuat murid – murid di kelas penasaran.
“Mulai hari ini saya…” belum selesai sakurai-sensei
menjawab, seorang murid perempuan di kelasku langsung memotongnya.
“Tiiidaaakk.. sensei jangan pergi. Aku mohon, aku masih
ingin di ajar oleh sensei..” katanya yg membuat gadis – gadis di kelasku
berkata hal yang sama.
“Tidak, kamu salah. Saya tidak akan meninggalkan kalian.
Saya cuman ingin mengundurkan diri sebagai wali kelas kalian, karena saya ingin
fokus pada istri saya yang sedang hamil. Jadi saya masih akan mengajar kalian
kok, meski pun saya bukan lagi wali kelas kalian…” ucapnya untuk menenangkan
kelas.
Akhirnya semua murid menjadi sedikit tenang, meski banyak
gadis – gadis di kelasku kecewa karena tidak bisa berkunsultasi lagi sama
sakurai- sensei.
Keesokan harinya sakurai- sensei mengenalkan wali kelas baru
kami, dia adalah guru baru di sekolah kami. Namanya Yuuna-sensei, dia mengajar
pelajaran bahasa Inggris seperti sakurai-sensei.
“Mulai hari ini saya akan menjadi Wali kelas kalian, nama
saya Yuuna Suzuki. Mohon kerja samanya..” ucapnya memperkenalkan dirinya.
Sontak murid laki – laki di kelasku menjadi sangat semangat
karena memang Yuuna-sensei memiliki wajah yang cantik. Namun tidak denganku aku
hanya menganggapnya biasa – biasanya saja, karena banyak wanita yang lebih
cantik darinya.
Sepulang sekolah aku di panggil ke ruangnya Yuuna-sensei.
“Permisi..” ucapku sambil masuk ke ruangan.
“Oh, Azze-kun. Selahkan duduk..” ucap sensei padaku.
“Ada apa yang sensei, sampai harus memanggil saya kesini..”
tanyaku padanya.
“Anoo, bisakah saya minta tolong..” katanya padaku.
“Minta tolong apa..?” balasku.
“Tolong kamu lebih serius lagi ya, dalam belajar…” kata Yuuna-sensei.
“Karena, saya mendengar nilai kamu di kelas 3 ini menurun.
Pada hal di kelas 1 dan 2, kamu mendapat peringkat 1..” lanjutnya.
“Haaa.. kalau itu sih, sensei jangan khawatir toh meski pun nilai
saya menurun saya masih di peringkat 10 besarkan…” kataku dengan santainya,
tapi tiba – tiba Yuuna-sensei marah padaku.
“Kok kamu bilang begitu sih, ini kan demi kebaikkan kamu
sendiri. Kalo kamu bisa mempertahankan nilai kamu seperti di kelas 1 dan 2.
Kamu kan bisa masuk ke universitas ternama. Bahkan kamu bisa masuk ke
universitas luar negeri…” ucap sensei, yang membuat mood-ku menjadi tidak enak.
“Sensei, jangan ikut campur urusanku. Mau aku dapat
peringkat 1 atau tidak itu bukan urusan sensei. Sensei itu bukan orang tua
saya…” jawabku, tiba – tiba saja Yuuna-sensei menampar pipiku.
Aku yang marah langsung berkata “Jangan pernah menyapa atau
memanggil saya lagi…” aku langsung meninggalkan ruangan.
“Baka.. Azze-kun, Baka..”
~To be continue~
Komentar
Posting Komentar