my story Scene 2
Pagi ini aku melihat dia, Wanita yg sudah memikat hatiku.
Dia adalah Rena, dia wanita yg sangat aku kagumi. Dia selalu kuat dalam
menjalani hari – hari di hidupnya. Karena yg aku tahu dia di Tokyo hidup
sendirian, karena orang tuanya yg berada Nogaya. Setelah pertemuan pertama kali
aku melihatnya aku langsung tertarik padanya, karena waktu itu aku tidak
sengaja memotret dia saat dia sedang asik memotret juga. Dan akhirnya kami
sempat dekat, namun beberapa hari ini dia sedikit berubah. Ya setelah pertemuan
terakhir kami di musim dingin.
-Day 1-
“hello… Rena…” sapaku padanya.
“kamu…” jawabnya dengan singkat, tapi dia langsung
menundukan kepalanya.
“ada apa..?” tanyaku padanya.
Dia terdiam sesaat… lalu dia berkata…
“jangan pernah dekati kulagi…” kata dia dan langsung pergi
meninggalkanku.
“eh… apa ada yg salah denganku ya..?” gumamku.
Aku pun langsung pulang setelah Rena meninggalkanku.
-Day 2-
Saat itu aku lihat Rena sedang asiknya membaca buku di taman
kampus. “Aku pun langsung mendekatinya, ya siapa tahu dia sudah tidak marah
padaku” pikirku.
“hey… lagi asik nih
sepertinya…” tanyaku padanya.
“kamu… kamu kenapa sih, aku kan udah bilang jangan
mendekatiku lagi…” jawab dia dengan nada yg sedikit marah.
“hey, apakah aku salah ingin bicara sama kamu…” balasku
padanya.
“iya, salah banget. Karena aku ngak mau ketemu melihat
wajahmu…” jawab dia sambil meninggalkanku lagi.
Aku mulai bingung dengan perubahan sikap Rena, sebenarnya
apa sih yang merubah sikapnya itu padaku.
-Day 3-
Hari ini aku bermaksud pergi ke sebuah festival untuk
memotret moment – moment di sana, karena aku yakin di sana pasti banyak
ekspresi bahagia.
“wah.. rame banget pas nih..” aku pun langsung mengambil
gambar orang – orang di sekitarku.
Saat sedang asik – asiknya memotret aku tak sengaja melihat
seorang gadis yg taka sing bagiku. Ya dia adalah Rena, saat itu Rena sedang
menikmati permainan – permain yg ada. Dengan menggunakan yukata dia terlihat
sangat cantik.
“wah, aku harus mengambil gambar dia..” dengan sembunyi –
sembunyi aku pun mengambil gambarnya menggunakan kameraku.
Namun nasib bagiku ternyata Rena menyadari apa yg sedangku
lakukan. Dia saat itu sangat marah dan langsung menghampiriku, tanpa bicara dia
langsung merebut kameraku dan langsung membantingnya.
“AAAAHHHH…” teriaku
melihat dia membangting kameraku.
“aku paling benci dengan seseorang yg memfotoku tanpa izin…”
kata dia dengan nada yg tinggi.
“kamu kenapa sih ren, apa salahnya sih kalo aku mengambil
gambarmu.. “ jawabku dengan nada yg tinggi juga.
“karena aku ngak suka dengan sikapmu itu…” tegas dia lagi.
“kamu mau tau kenapa aku seperti itu, karena aku menyukaimu.
PUASSS..” balasku dengan nada yg tinggi
padanya.
Tanpa berkata apapun
Rena pergi meninggalkanku. Aku yg melihat kameraku hancur hanya menghela nafas.
Namun untuk aja memori di kameranya masih bisa selamat. Aku pun langsung
pulang, setelah sampai aku mengecek isi dari memoriku menggunakan laptopku.
Untung saja datanya masih bagus. Ujurku dalam hati…
“ternyata kamu memang canti Ren..” ujurku dalam hati sambil
melihat fotonya yg ku foto tadi.
Namun yg menjadi pertanyaan ku adalah mengapa Rena bersikap
seperti itu padaku.
-Day 4-
Aku yg masih bingung dengan sikap Rena hanya diam sambil
memikirkannya. Di taman ini aku teringat dengan dia, dia yg tak sengat aku
potret waktu itu. Sungguh aku memang mencintainya, namun kenapa dengan sikapnya
itu. Apa yg salah terhadapku, apa aku pernah menyakiti hatinya sampai – sampai
dia bersikap dingin seperti itu. Tiba – tiba dari ke jauhan aku melihatnya,
awalnya aku tak percaya dengan apa yg kulihat namun saat aku ingin pergi dari
tempat itu tiba – tiba dia datang ke hadapanku dan menarik lenganku, dengan
kuat dia menggenggam tanganku.
“eehhh.. kita mau kemana..?” tanyaku.
“udah jangan banyak Tanya ikut aja..” jawabnya.
“nah.. kita udah sampai..” kata Rena padaku.
Terlihat pemandangan yg indah dari atas gedung kampus. Angin
yg berhembus sungguh menyegarkan diri.
“aku minta maaf atas kejadian kemarin…” ujur Rena padaku.
Aku diam sesaat.. lalu berkata. “di sini sungguh indah dan
tenang..” kataku padanya.
“Ren, kamu tau aku benar – benar bingun dengan sikapmu
padaku. Aku hanya ingin kamu tau ren, kalo aku benar – benar tulus sayang sama
kamu..” kataku lagi padanya.
Dia diam sesaat lalu
berkata.. “apa kamu tau juga Ryu apa yg aku rasakan… apa yg ada dalam isi
hatiku, apakah kamu bisa ngerasainnya..” ujur Rena dengan menatap langit.
Aku memandang wajahnya. Tatapku pun begitu dalam. Lalu Rena
menyadari tatapku padanya saat itu juga dia memalingkan wajahnya padaku. Lalu
denagn cepat aku memegang kedua pundaknya dang memalingkan wajahnya ke arahku.
Mukanya memerah, dia memejamkan matanya. Lalu aku mencubit pipinya dengan kedua
tanganku.
“hehehe… dasar kamu itu memang cantik rena..” kataku
padanya.
Lalu dia melepaskan kedua tanganku dan berkata… “sakit tau coba kamu aja yg aku gituin..”
ujur dia lalu barik menyubit pipiku.
“aduh.. aduh.. jangan kuat – kuat ren, sakit..” kataku
sambil kesakitan.
“biarin… biar kamu rasain apa yg aku rasain saat kamu pulang
berdua Mami..” balasnya padaku.
Lalu aku melepaskan kedua tanganku padanya lalu memeluknya.
“aku sayang kamu Ren…” ujurku padanya.
“aku juga sama Ryu, aku sayang kamu..” balasnya.
Setelah itu kami pun mengahabiskan hari itu bersama – sama.
“Ryu…” kata Rena.
“iya…” jawabku.
“makasih ya, buat hari ini. Aku seneng banget..” ujur Rena
padaku.
“aku janji ren, mulai saat ini aku akan menemani kamu sampai
kapan pun…” ujurku padanya.
Dia tersenyum…
Senyuman itu benar – benar indah. Senyuman yg membuatku
jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku benar – benar senang hari ini bisa
menghabiskan waktu sama Rena itu seperti klo kamu memakan coklat tapi kamu tak
ingin coklatnya habis. Begitu pula denganku aku ingin selalu ada untuk Rena
dalam suka mau pun duka.
-END'-
-END'-
Komentar
Posting Komentar