YOU CAN’T LIE, WHEN YOU FALLING LOVE
Bab 1 :
Narumi Akizuki merupakan gadis yang berwatak jahat, namun
dia sangat pintar. Watak jahatnya sendiri merupakan sindiran dari gadis – gadis
di sekolah. Karena akan kepintarannya. Meski bukan hanya kepintaran dalam semua
mata pelajaran, dia juga pintar dalam berakting, berpose di depan kamera, dan
namun yang membuat dia menjadi gadis nomor satu di sekolah adalah dia pintar
dalam merayu laki – laki sehingga mungkin banyak gadis yang tidak terlalu suka
dengannya. Mungkin karena dia di dukung dengan penampilannya yang menarik dari
wajahnya yang cantik, memiliki tinggi badan 168 cm, berkulit putih, berambut
panjang, dan senyuman yang menawan. Narumi memiliki seorang sahabat yang setia
menemaninya yaitu Hirona Yamazaki. Hirona sendiri tak kalah pintar dari Narumi,
hanya saja dia kurang di pelajaran bahasa inggris. Meski begitu Hirona juga
banyak yang menyukai karena dia memiliki daya pikatnya sendiri yaitu tatapan
dinginnya yang dapat meluluhkan hati para pria.
“bagaimana, Hirona. Dapat peringkat berapa kali ini..?”
Tanya Narumi.
“lagi – lagi di peringkat 3..” jawab Hirona.
“masih kalah dengan si cowok cupu itu ya..” ucap Narumi,
dibalas Hirona dengan anggukkan.
“Ya, sudah ini kan masih UTS, masih ada UAS-kan. Nanti kita
belajar bareng deh, agar kamu bisa menang melawan si cupu itu…” hibur Nerumi agar Hirona semangat.
“Eeemm..” sambil menganguk kembali Hirona tersenyum. Kami
pun lalu kekantin bersama.
“Oh ya aku dengan Narumi ada nilai yang kalah dari salah
satu pelajaran dari si cupu ya..?” Tanya Hirona sambil meminum jus jeruk.
“Iya, aku kalah di palajaran bahasa inggris, kami hanya beda
5 point…” jawab Narumi.
“Itu orang makannya apa ya, hebat banget sih bahasa
inggrisnya. Sampai – sampai kamu aja kalah..” gumam Hirona.
“mungkin dia makan kamus bahasa inggris kali makanya dia
pintar bahasa inggrisnya..” canda Narumi yang membuat kedua tertawa.
Tiba – tiba seseorang datang ke meja makan mereka.
“hai, Narumi, Hirona…” sapa seorang cowok bernama Rei
kitayama.
“Hei, Rei..” balas keduannya serentak.
“Kalian lagi asik ngomongin apa nih..?” Tanya Rei penasaran.
“kita lagi ngomongin si cupu..” jawab Hirona.
“Si cupu..??” ucap Rei sedikit heran.
“Itu loh, Takahashi Hiro..” sambung Narumi.
“Oh, Hiro. Memangnya kenapa dengan Hiro..??” Tanya Rei
kembali.
“aku sedikit heran kenapa ya, nilai bahasa inggrisnya lebih
tinggi dari Narumi..??” malah Hirona yang berbalik nanya.
“Mungkin karena ibunya Hiro mungkin..” jawab Rei.
“Ibunya, memangnya kenapa dengan ibunya…??” Tanya Hirona
kembali.
“kalian tidak tahu ya, kalo ibunya Hiro itu adalah dosen
bahasa inggris dari universitas ternama..” jawab rei kembali sambil
menjelaskan.
“Mungkin dia ingin mengikuti jejak ibunya makanya dia lebih
fokus dalam pelajaran bahasa inggris…” ucap Rei.
“Eamm.. jadi karena itu dia lebih fokus di bahasa inggris..”
ucap Narumi dalam batin.
-Saat Pulang sekolah-
“Hiro-kun..” sapa Narumi.
“A..a..ada apa, Narumi-san..?” Tanya Hiro dengan gugup.
“Bisa bicara sebentar..” lalu Narumi mengajak Hiro ke
halaman belakang sekolah.
“jadi apa yang ingin Narumi-san bicarakan..?” Tanya kembali
Hiro.
“begini…???”
Bab 2 :
“jadi apa yang ingin Narumi-san bicarakan..?” Tanya kembali
Hiro.
“Begini, sebenarnya aku ingin mengajak Hiro-kun
berkompetisi..?” ucap Narumi.
“Kompetisi apa..?” Tanya Hiro lagi.
“Kompetisi, siapa yang lebih tinggi nilainya di Ujian Akhir
, dia yang menang. Bagaimana mau tidak??” ajak Narumi.
“Maaf, aku tidak bisa..” jawab Hiro sambil menundukkan kepalanya.
“Eaamm… jadi Hiro-kun takut nih…” ejek Narumi.
Terlihat raut wajah Hiro menjadi gelisa.
“Atau bagaimana kalau kita berkompetisi di pelajaran bahasa
inggris aja, gimana..??” ajak Narumi kembali.
Tatapan Narumi seakan membuat Hiro makin kebingungan. Karena
tidak bisa menahan kembali kegelisahannya, akhirnya Hiro menerima kompetisi
yang ke 2, yaitu berkompetisi di pelajaran bahasa inggris.
“Nah, gitu donk. Itu baru Hiro-kun..” ucap Narumi sembari
memberikan semangat.
“Pokoknya siapa yang mendapat nilai tertinggi dia yang
menang..” ucap kembali Narumi kepada Hiro.
Hiro hanya mengangguk lalu pergi. Narumi tersenyum dan
berkata,
“Dasar, Hiro-kun. Selalu saja membuatku Jatuh hati…”.
Sebenarnya Narumi sudah menyukai Hiro saat dia pertama kali mengetahui
bahwa ada yang bisa mengalahkannya dalam satu mata pelajaran. Meskipun tidak
pernah bicara di kelas, Narumi selalu menyembunyikan perasaanya pada Hiro.
Karena dia malu jika ada yang mengetahui bahwa dia menyukai Hiro. Tadi
merupakan yang pertama kali Narumi dan Hiro berbicara secara langsung.
“Ya, hujan…” guman Hirona.
“Iya nih, mana lebat banget lagi…” guman Narumi juga.
“Ya, mau gimana lagi namanya cuacakan kita tidak pernah
tau…” ucap Rei yang berada di sebelah mereka berdua.
“Oh, ya Rei tadi aku liat sepertinya kamu membawa payung
deh..?” Tanya Hirona.
“Iya sih..” balas Rei.
“Kalau gitu aku pinjam ya..” pinta Hirona.
“Oh, ya udah kita pulang bareng aja, gimana..?” ajak Rei.
“Ya.. kan maksud aku kepingin pulangnya bareng Narumi…” ujur
Hirona.
“Ya, kalau kalian pulang bareng, akunya pulang pake apa..?”
Tanya Rei.
“Ya, kamunya tunggu hujannya reda donk, sebagai laki – laki
kamu harusnya ngalah donk dengan perempuan..” balas Hirona dengan sedikit
marah.
“Ya, udah kalian pulang bareng aja, lagi pula aku pun lagi
ngak ada kegiatan kok di rumah. Jadinya santai aja..” ucap Narumi dengan penuh
pengertian.
Karena Narumi sendiri tahu bahwa sebenarnya Rei menyukai
Hirona.
“Beneran nih ngak apa – apa..” Tanya Hirona kembali.
Narumi mengangguk.
“Ya udah deh kami pulang duluan ya Hirona…” pamit Hirona.
“Iya kalian hati – hati ya..” balas Narumi.
Akhirnya Rei dan Hirona pun pulang bareng. Narumi hanya
melihat mereka melangkah menjauhi sekolah.
Hujan hari itu membuat suasana menjadi sangat dingin. Narumi
merasa kedinginan.
“Ini..” ucap seseorang sembari memberikan Jaketnya ke
Narumi.
Narumi sedikit kaget, namun saat dia melihat orang yang
memberikannya jaket, dia lalu tersenyum dan berkata.
“Hiro-kun..” lalu Hiro pun memasangkan jaketnya ke tubuh
Narumi.
“Gimana, udah ngak dingin lagikan..?” Tanya Hiro.
“Eaamm..” jawab Narumi sembari mengangguk.
Saat itu juga suasananya menjadi hangat. Lima menit kemudian
hujan pun reda. Saat itu juga Narumi pun memutuskan untuk langsung pulang.
Saat Narumi ingin melepaskan Jaketnya Hiro, dengan reflek
Hiro menolaknya dan berkata.
“Pakai aja lagi pulang cuacanya masih sedikit hujan dan
suasananya pun masih dingin..” ujur Hiro.
“Tapi kan..” belum sempat Narumi berbicara, Hiro memotongnya
dan berkata.
“Ngak ada tapi, tapian. Udah pulang deh..” suruh Hiro.
“Ya udah deh kalau Hiro-kun memaksa, aku pulang dulu ya…”
pamit Narumi.
“Eamm, Hati – hati di jalan..” ucap Hiro.
Narumi pun pulang ke rumah dengan perasaan yang bahagia.
~Hari ini merupakan hari dimana semua murid – murid sibuk mempersiapkan
diri untuk ujian akhir. Begitu pula dengan Narumi dan HIrona, mereka berdua
belajar sembari menukar ilmu yang mereka ketahui satu sama lain. Ketika sedang
serius belajar Rei datang menyapa mereka berdua.
“Hei.. waduh serius amat sih kalian berdua…” ucap Rei
melihat Narumi dan Hirona belajar dengan giat.
“Iya donk kali ini aku pasti akan mengalahkan si cupu itu…”
kata Hirona dengan semangat yang penuh.
Narumi sedikit tersenyum dan berkata, “Nah gitu donk, itu
baru semangat. Apa lagi ada pacar yang selalu memberikan semangatkan..”
“Eh, maksudnya apa..?” Tanya Hirona.
“Udah, jangan saling menutupi deh. Kalian berdua
pacarankan…?” goda Narumi.
“Ih, siapa aku dan Rei..? ngak kali..” bantah Hirona.
“Iya nih kamu dapat gosip dari mana..??” Tanya Rei.
“Nih ada buktinya kok..” ucap Narumi sembari melihatkan foto
mereka berdua lagi makan bareng.
Sontak Hirona dan Rei pun kaget.
“Eh, kamu dapat dari mana foto itu..??” Tanya Hirona sambil
melototin mata Narumi.
“Ada deh…” jawab Narumi sembari cengar – cengeir.
Muka Hirona dan Rei pun memerah.
“Nah, kalian sudah ngak bisa mengelak lagi..” tutur Narumi.
Akhirnya mereka berdua pun mengaku bahwa mereka telah
pacaran.
“Aku jadi iri nih melihat kalian berdua…” ucap Narumi.
“Makanya jangan hanya lihat buku pelajar aja donk, Narumi.
Sekali – sekali lihat cowok – cowok di sekitarmu donk, kan banyak yang ingin
jadi pacar kamu…” kata Rei.
“Iya nih, kapan kamu mau punya pacar Narumi..??” Tanya
Hirona.
“Pacar, kapan ya..? Ntar – ntar aja deh,..” jawab Narumi
dengan polosnya.
Hirona pun memasang muka yang lesu, karena sebenarnya Hirona
sangat ingin melihat sahabatnya memiliki seseorang yang bisa mencintai
sahabatnya itu.
Bab 3 :
Akhirnya ujian pun dimulai, semua murid terlihat
berkonsentrasi penuh. Ujiannya sendiri di lakukan selama seminggu penuh.
“Aaahh.. akhirnya selesai juga,,,” ucap Hirona dengan wajah
yang gembira.
“Iya, akhirnya selesai juga..”
“Nee, Narumi bagaimana setelah ini kita karokean bareng..”
ajak Hirona.
“Eaamm.. boleh sih. Tapi bukannya kamu mau pulang sama Rei
ya,,” Tanya Narumi.
“Nanti karokeannya aku ajak dia deh..”
“Enaknya yang sudah punya pacar..” goda Narumi.
“Iiihh, apaan sih. Kamunya itu kapan mau punya pacar..”
malah Hirona yang bertanya.
“Ya, mungkin nanti,, aku akan punya pacar..”
Rei, pergi duluan ke tempat karokenya untuk memyewa tempat.
“Ini ruanganya ya..” Tanya Hirona
“Iya, di sini..” jawab Narumi.
Namun saat dia masuk, mereka malah terkejut ternyata yang
ada di dalam ruangan adalah Hiro.
“Loh, kok malah kamu sih..” ucap Hirona dengan nada yang
tinggi.
“Aaahh.. Rrreeeii-kun yang mengajakku..”
“Terus Reinya di
mana..” Tanya Hirona.
“Aku disini..” ucap Rei yang baru masuk.
“Loh, kok malah kamu yang telat sih..”
“Ya, tadinya aku mau datang awal. Karena tadi di suruh
bersih – bersih ruang osis jadinya telat deh. Untung ada Hiro, jadinya aku
meminta dia untuk menyewakan tempatnya..” jelas Rei.
Hirona tampaknya tidak terlalu suka dengan kehadiran Hiro,
dan Hiro yang dapat merasakan suasananya tiba – tiba berdiri.
“Ya, udah aku pulang dulu ya..”
“Eh, cepat amat. Meluai aja belum kita..” ucap Rei.
“Ya, udah pulang sana..” ucap Hirona dengan sedikit kasar.
“Hirona..” mata Narumi memberi isyarat untuk Hirona agar
tidak berkata kasar.
Hiro pun langsung ingin pergi, namun di tahan oleh Narumi.
“Mau kemana…”
“Aku mau pulang..”
“Ngak boleh, kamu kan sudah jauh – jauh ke sini sayang donk,
kalau pulang begitu aja..”
“Tapi..”
“Ngak ada tapi, tapian..” Narumi pun lalu menarik tangan
Hiro dan duduk.
Hirona yang melihat tingkah Narumi, malah sidikit kesal.
Setelah selesai mereka pun lalu pulang masing – masing, Rei
bareng Hirona. Sedangkan Hiro bareng Narumi.
Keesokkannya di sekolah Hirona pun bertanya pada Narumi.
“Nee, Narumi apa kamu suka sama Hiro..”
“Memangnya kenapa..”
“Ya, aneh aja masa kamu semalam membela dia sih..”
“Ya, habisnya jika Hiro-kun tidak ada, kan aneh aja. Kamu
sama Rei-kun. Sedangkan aku masa mau sendirian aja...”
“Eaamm. Kirain kamu suka sama Hiro..”
“Memangnya kalau aku suka kenapa..? salah kah..”
“Ya, salah lah. Kan dia saingannya kamu. Bisa aja dia
memanfaatkan kamu..”
“Jika kamu berfikir seperti itu pada Hiro-kun, kamu salah.
Dia itu orang yang menakjubkan..” ucap Narumi. Mendengar ucapan itu dari Narumi
sendiri membuat Hirona percaya bahwa Narumi sepertinya menyukai Hiro.
Akhirnya haris ujian pun keluar dan seperti biasa Narumi
mendapatkan peringkat pertama. Dan kali ini Hirona mendapatkan peringkat kedua.
Yang mengerjutkan adalah nilai Hiro dia mendapatkan peringkat ke 4, namun dia
tetap mendapat nilai tertinggi di pelajaran bahasa inggris.
“Aaahh, lagi – lagi aku kalah..” ucap Narumi sembari
tersenyum.
Sepulang sekolah Narumi mengiri pesan singkat ke Hiro untuk
ke taman sekolah. Sesampainya di taman Hiro melihat Narumi yang sudah
menunggunya.
“Naa..rumi-san..” ucap Hiro gugup.
“Lagi – lagi aku kalah. Selamat ya, Hiro-kun..”
“Taa..tapikan Narumi-san tetap di peringkat pertama..”
“Ya, beda donk. Meski di peringkat pertama tapi aku tetap
aja kalah..”
Suasananya pun menjadi sedikit senya.
“Nee, tahu ngak kalo aku dari kecil di ajarkan untuk tidak
boleh kalah dari siapapun. Dan ketika aku tahu ada yang bisa membuatku kalah,
aku merasa sedikit frustasi..”
“Maaf…”
“Loh, kok Hiro-kun malah minta maaf sih. Kan Hiro-kun tidak
salah..”
“Kiii..kita sama kok. Aku juga di ajarkan dari kecil kalau
aku tidak boleh kalah dalam pelajaran apapun, namun terutama bahasa inggris.
Karena ibuku ingin aku melanjutkan cita – citanya..”
Narumi tersenyum mendengar ucapan Hiro.
“Nee.. kalau kita pacaran gimana..”
“Ehh, maksudnya..?”
“Ya, sebagai hadiah kekalahanku. Aku ingin menjadi pacarnya
Hiro-kun. Gimana..?”
“Taa..tapi..”
Narumi tiba – tiba menghampiri Hiro, lalu mencium pipinya.
“Dengan begini sudah di resmikan. Mulai hari ini, dan datik
ini pula Hiro-kun adalahl pacarku..”
End
Komentar
Posting Komentar